Komunis

Komunisme di Indonesia – Part V (Habis)

Halo bro dan sist dimana pun Anda berada, gimana kabarnya? Semoga selalu baik-baik saja. Mohon maaf ya jika artikel pembahasan tentang komunisme ini agak lama keluarnya. Maklum masih banyak kerjaan yang harus didahulukan (sok sibuk ahhhhh orang utan satu ini). Sebagai permulaan, apakah Anda sudah membaca artikel saya tentang komunisme dari part I sampai IV. Bagaimana tanggapan Anda? Apakah Ada yang kurang? Apakah tulisan saya kurang objektif? Jika ya, sampaikan saja kritik dan sarannya. Owh iya, di part IV, saya menuliskan tentang sejarah komunisme di dunia dan PKI di Indonesia. Nah, hari ini saya akan menyampaikan tentang kesalahpahaman tentang komunisme yang sering kita dengar di masyarakat. Tanpa panjang kata lagi, dibaca ya!

Kesalahpahaman Tentang Komunisme

Mendengar kata komunisme, akan banyak stigma negatif yang bakal kita dengar. Beberapa contoh diantaranya: komunis tidak bermoral, komunis anti agama, komunis ingin melakukan makar, dll. Nah, mari kita coba bedah kesalahpahaman ini satu persatu.

Komunis = Tidak Bermoral

Pernah dengar fitnah yang mengatakan, “orang-orang komunis itu tidak punya moral, mereka suka berbagi istri. Prinsip mereka istrimu istriku, istriku istrimu?” Yup, inilah salah satu legitimasi yang mengakibatkan stigma kalau komunis itu immoral. Ini jelas salah, karena ini bertentangan dengan prinsip komunisme itu sendiri. Komunisme ingin menciptakan masyarakat tanpa kelas, termasuk didalamnya tidak ada diskriminasi. Praktik swinging pasangan itu sama saja merendahkan kaum wanita, dan komunis sangat menentang hal tersebut. Wanita itu tidak hanya dianggap sebagai objek seksual pria semata, tapi wanita itu juga subjek. Sehingga wanita diberi kebebasan untuk memilih pasangannya dalam berseksual.

Hal ini telah dijelaskan oleh Marx dan Engels dalam Manifesto Komunisnya ketika menyinggung tentang fitnahan hak bersama atas wanita. Di Bahasan Romawi II: Kaum Proletar dan Kaum Komunis disebutkan:

Baca lebih lanjut

Komunisme di Indonesia – Part IV

Halo agan / sista, bijimane kabarnya? Penulis harap kalian semua baik-baik saja. Sudah 3 bagian saya tulis tentang komunisme, namun tiga bagian awal memang belum menyinggung tentang komunisme secara detail, penulis hanya membahas tentang Karl Marx dan pemikirannya. Namun, itu penting, karena dipungkiri atau tidak, si Marx lah yang menjadi pelopor ideologi komunisme itu sendiri. Nah, di pembahasan kali ini, kita akan membahas lebih jauh tentang sejarah komunisme, baik di dunia dan Indonesia. Are you ready? Silahkan dibaca hingga tuntas….tas….tas…., kalau perlu siapkan cemilan dan minumannya, ditambah rokok juga boleh, hehehe.

Sejarah Komunisme

Manifesto Komunis

Berbicara komunisme, maka kita harus berpijak pada kerangka berpikir Karl Marx. Teori tentang komunis diungkap dengan tegas dan lugas dalam karyanya yang berjudul Manifesto Komunis yang diterbitkan pada 21 Februari 1848. Manifesto komunis berisikan teori mengenai komunis sebagai sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan.

Teori komunis digagas Marx sebagai sebuah bentuk kritik terhadap kapitalisme yang dianggap menindas kepentingan kaum proletar, dalam hal ini buruh (dan kemudian ditambah petani) yang dianggap hanya sebagai objek produksi demi kepentingan kesejahteraan segelintir pemilik modal. Tujuan komunis adalah untuk membentuk masyarakat sosialis tanpa kelas.

Manifesto komunis yang berisi teori komunisme (sebagian menyebutnya sebagai Marxisme) Karl Marx inilah yang kemudian menjadi ideologi dasar semua negara komunis di dunia. Marxisme sendiri merupakan sistem pemikiran yang sangat kaya yang terilhami oleh 3 tradisi intelektual besar, yaitu filsafat Jerman, teori politik Prancis, dan ilmu ekonomi Inggris. Penulis tidak akan membahas Manifesto Komunis lebih detail karena ini bisa memakan waktu yang cukup lama. Pembaca bisa mempelajari manifesto komunis dengan lengkap disini.

Marxisme-Leninisme

Karl Marx dan Manifesto Komunisnya hanya pada kerangka wacana, karena belum ada usaha konkrit untuk mewujudkan sistem yang diinginkan Karl Marx tersebut. Adalah Vladimir Ilyich Lenin (seterusnya lebih dikenal dengan nama Lenin saja) yang kemudian berusaha membawa teori Marx ini kea rah yang lebih maju, yaitu mendirikan negara dengan sistem komunis.

Lenin pulalah yang kemudian membuat penyempurnaan teori Karl Marx akan komunisme yang kemudian disebut sebagai Marxisme-Leninisme (istilah ini sendiri dipopulerkan bukan oleh Lenin sendiri, melainkan oleh Stalin). Lenin berpendapat, usaha kaum proletar akan berujung sia-sia jika tidak dipersatukan dalam satu wadah, yaitu partai. Lenin menganggap hanya partai (berideologi komunis) yang bisa menciptakan perubahan sosial. Lebih lanjut, partai saja juga tidak akan berjalan dengan baik, sehingga diperlukan sebuah politbiro (sebuah organisasi eksklusif dalam sebuah organisasi) yang memiliki peran untuk mengatur kebijakan partai. Anggota politbiro haruslah diisi orang-orang yang golongan intelektual yang bertugas memberikan pemahaman tentang kesadaran kelas yang revolusioner kepada anggota yang lain. Tujuan Marxisme-Leninisme adalah pengembangan negara ke dalam apa yang dianggap sebagai negara sosialis melalui kepemimpinan pelopor revolusioner terdiri dari revolusioner “profesional”, yang merupakan kelompok-kelompok kecil terpenting dari para kelas pekerja yang datang ke kesadaran sosialis sebagai akibat dari dialektika perjuangan kelas.

Di era Lenin pulalah kelas proletar tidak hanya dimonopoli oleh kaum buruh, tetapi juga kaum petani. Menurut Lenin, petani juga mengalami penindasan dari para kaum feodal / tuan tanah yang menerapkan kebijakan semena-mena yang merugikan kaum petani. Sehingga buruh dan petani adalah satu kaum senasib sepenanggungan. Lenin dianggap sebagai tokoh yang paling berperan dalam suksesnya Revolusi Bolshefik ketiga pada Oktober 1917 (pada Revolusi pertama, Lenin masih dalam masa hukuman, diasingkan ke Siberia. Pada revolusi kedua bulan Juni mengalami kegagalan). Keberhasilan revolusi Bolshefik inilah yang kemudian melahirkan negara komunis Rusia (dulu Uni Soviet).

Namun, pemikiran Marxisme-Leninisme juga mengalami pertentangan dari kalangan Marxist (sebutan untuk penganut paham Marxisme) lainnya. Menurutnya Marxisme-Leninisme tidak akan memunculkan sosialisme, namun lebih kepada kapitalisme negara. Pemikiran “kediktatoran proletariat” ala Lenin yang menempatkan satu golongan (politbiro dan kebijakan sentralisme demokrasi) lebih tinggi dari yang lain dianggap berseberangan dengan Marxisme. Dalam Marxisme, kediktatoran proletariat merupakan aturan mayoritas (demokrasi) bukan dari satu pihak (oleh Engels kemudian disebut sebagai bentuk khusus dari republik demokratis).

Stalinisme, Trotskyisme, dan Maoisme

Setelah era Lenin berakhir, terjadi pertentangan diantara beberapa negara-negara komunis, masing-masing menganggap dirinya sebagai penerus sejati Marxisme-Leninisme. Alhasil muncullah beberapa cabang pemikiran baru terkait komunisme, khususnya Marxisme-Leninisme, yaitu Stalinisme, Trotskyisme, dan Maoisme.

Stalinisme

Stalinisme merupakan kebijakan yang diterapkan oleh Stalin selama menjabat sebagai Sekretaris Jendral Komite Pusat Partai Komunis Uni Soviet (1929 – 1953). Kebijakan tersebut dilakukan dengan dalih demi membangun sosialisme dan membangun masyarakat komunis. Di era Stalin ini terjadi industrialisasi besar-besaran. Stalin menilai perlu diadakan industrialisasi untuk mengejar ketertinggalan Rusia dibandingkan negara lain. Industrialisasi besar-besaran juga dianggap bisa mempercepat terbentuknya masyarakat komunis serta untuk menghadapi tantangan dari musuh-musuh Rusia saat itu. Namun, di era Stalin pulalah terjadi kebijakan pembersihan besar-besaran yang ia lakukan, dimana ia membunuh orang-orang yang tidak sepaham dengan dirinya. Banyak yang jadi korban saat itu. Pembersihan besar-besaran ini pula yang diangkat kaum anti-komunis sebagai salah satu propaganda bahwa komunis itu tidak layak menjadi sebuah ideologi negara.

Trotskyisme

Trotskyisme adalah teori penerapan Marxisme yang dianjurkan Leon Trotsky. Trotsky dianggap sebagai salah satu Marxist orthodok. Ia mendukung didirikannya partai pelopor kelas pekerja. Trotsky dikenal sebagai salah satu orang yang menentang konsep Stalinisme. Menurutnya tidak diperlukan adanya sosialisme satu negara. Ia juga menganjurkan jika memang harus ada birokrasi maka birokrasi tersebut harus  yang akuntabel, jika tidak maka birokrasi tidak diperlukan (ini terjadi di masa Stalin). Untuk menggambarkan Trotskyisme dengan baik, ada baiknya kita membaca kutipan dari James P. Cannon, seorang Trotskyis Amerika dalam bukunya yang berjudul  History of American Trotskysm (1942). Disitu ia mengungkapkan bahwa:

“Trotskyisme bukanlah gerakan baru, sebuah doktrin baru, tapi restorasi, kebangkitan Marxisme asli seperti yang diuraikan dan dipraktikkan di revolusi Rusia dan pada hari-hari awal Komunis Internasional.”

Maoisme

Salah satu cabang pemikiran baru yang terkait komunisme yang patut dibicarakan adalah Maoisme. Istilah ini digunakan untuk menyebut varian baru pemikiran Marxisme-Leninisme yang diperkenalkan oleh pemimpin komunis Tiongkok, Mao Tse Tung. Mao sendiri menyebutkan bahwa dirinya tidak mengubah Marxisme-Leninisme, hanya memberikan sedikit perubahan. Namun, sebagian Marxist berpendapat jika pemikiran Mao ini telah memberikan tambahan berarti terdapat Marxisme, hingga kemudian muncullah istilah Marxisme-Leninisme-Maois (MLM) atau cukup disingkat Maois saja.

Perbedaan Maoisme dibandingkan Marxisme-Leninisme lainnya adalah pada sumber utama revolusi. Jika aliran Marxisme-Leninisme melihat kaum proletar perkotaan sebagai sumber utama revolusi, maka Mao justru melihat kaum proletar (buruh dan tani) di pedesaan yang harus diorganisir. Alih-alih melakukan industrialisasi besar-besaran, Mao lebih suka membangun masyarakat pedesaan. Menurutnya ini lebih masuk akal dalam mendirikan negara sosialisme tahap awal dimana penduduknya mayoritas adalah buruh-tani.

Perbedaan mendasar lainnya dari Maoisme dibanding pemikiran lainnya adalah dia memasukkan unsur militer dalam pemikirannya. Menurutnya ideologi politik harus diimbangi dengan strategi militer. Perkataannya yang paling terkenal adalah “kekuasaan politik berasal dari moncong senapan” (kalimat ini pula yang digunakan sebagai propaganda bahwa komunis jika belum berkuasa akan melakukan kudeta pada pemerintah). Bahwa buruh-tani harus diajak untuk berperan serta dalam revolusi bersenjata demi mewujudkan cita-cita negara sosialis / komunis.

Komunisme Era Modern

Seperti yang pernah penulis singgung sebelumnya, komunisme adalah sebuah ideologi, maka ideologi akan bisa berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Komunisme era modern saat ini pun mengalami perubahan meski tetap mengusung spirit yang sama, yaitu memperjuangkan hak-hak buruh, pelajar dan anti-imperialisme. Di beberapa negara, seperti Kuba dan Vietnam, komunisme hadir dalam bentuk sistem politik dengan pendekatan yang baru. Di beberapa negara lain, komunisme tetap hadir tanpa disadari selama manusia masih memiliki spirit untuk memperjuangkan persamaan hak dan melenyapkan penjajahan kapitalis terhadap rakyat tertindas.

Baca lebih lanjut

Komunis

Komunisme di Indonesia – Part III

Breng…..breng….., ketemu lagi nich ama orang utan koplak, somplak, and geje namun ganteng dan baik hati, hehehe. Masih tertarik nggak membahas komunisme dan pemikiran Karl Marx? Oiy, bagi yang belum mengikuti pembahasannya sejak awal bisa dilihat disini dan disini (jadi kayak iklan obat masuk angin di TV ya?).  Sebelumnya kita sudah membahas dua pilar pemikiran Karl Marx, yaitu Materialisme dan Dialektika. Sekarang kita bahas lanjutannya. Apa itu?

Historisitas

Meski tidak sesignifikan dua pilar lainnya, kesejarahan juga merupakan salah satu bahan diskursus Marx. Karl Marx menyebutkan jika komunis dunia tidak bisa dihindari sebagai hasil dari evolusi dialektika sejarah. Pernyataan Karl Marx ini dikenal sebagai salah satu bentuk historisisme, sebuah istilah dimana sejarah dipimpin oleh suatu teleologi internal. Namun, banyak yang filsuf di eranya yang berpendapat jika pandangan Marx ini malah membuktikan  ekses betapa tergantungnya Marx dengan filsafat Hegel. Hegel menyebutkan jika sejarah merupakan evolusi-diri Roh menuju pada kesadarannya yang paripurna. Namun, Marx mendapat pembelaan dari Louis Pierre Althusser, menurutnya, jika kita mau membaca seluruh karya Marx, justru akan terlihat jika historisisme merupakan sesuatu yang asing dalam pemikiran Karl Marx.

Komunis

Komunisme hadir akibat dari pendekatan berpikir Materialisme Dialektika dan Historis (MDH)

Namun, jika mengacu pada pilar materialisme Marx, maka bisa dikatakan jika sejarah merupakan hasil bentukan manusia. Hal inilah yang membuat Marx dianggap terjatuh pada historisisme.

Materialisme Dialektis dan Historis (MDH)

Nah, setelah kita memahami tentang apa itu materialisme, dialektika, historis, kini akan masuk pada level selanjutnya. Kali ini kita akan membahas tentang apa yang disebut materialisme dialektis dan materialisme historis.

Baca lebih lanjut

Komunis

Komunisme di Indonesia – Part II

Hello guys, gimana kabarnya? Masih betah menyimak pembahasan tentang komunisme? Apa kalian sudah baca bagian pertama dari pembahasan ini? Nah, pembahasan kali ini adalah lanjutan dari yang kemarin. Btw, sebelum melanjutkan membaca artikel ini, ada baiknya kalian siapkan cemilan dan minuman, kopi boleh, teh boleh, tapi jangan miras, kenapa? Pembahasan kali ini akan sedikit lebih kompleks dan penuh bahasa-bahasa yang mungkin bagi sebagian orang awam terasa asing. Jadi kalau kalian minum miras, bukannya malah paham, malah tambah mabuk (mungkin itu juga yang membuat orang tidak bisa memahami konsep pemikiran Karl Marx, karena saat membacanya sambil mabuk, hehehehehe), just kidding! Kemarin kita sampai mana? Oh iya, kemarin sampai Materialisme dalam MDH (Materialisme Dialektika Historis) ya?

Komunis

Belajar komunisme itu ternyata tidak sesimpel yang kita bayangkan

Nah, sedikit mengulang pembahasan kemarin, memahami materialisme dalam filsafat jangan disamakan dengan materialisme dalam kehidupan sehari-hari, karena artinya sangat jauh berbeda. Materialisme dalam kehidupan sehari merupakan pandangan yang lebih mengutamakan kesenangan duniawi. Sedangkan materialisme dalam filsafat adalah pandangan dimana alam materi (objek indrawi) dianggap sebagai asal-usul hakikat sebuah realitas. Karl Marx membuat langkah semakin jauh dengan memberikan definisi baru dalam materialisme dengan menyebutkan jika objek indrawi itu merupakan hasil dari aktivitas, kerja, ataupun praxis dari sebuah subjek (dalam hal ini manusia tentunya).

Baca lebih lanjut

Komunisme di Indonesia – Part I

Komunisme hingga saat ini masih dianggap sebagai momok yang menakutkan bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Jangankan yang terang-terangan mengaku sebagai komunis, seseorang yang simpatik, sependapat, atau bahkan hanya sekedar suka dengan simbol-simbol komunis dianggap sebagai penjelmaan iblis yang patut diperangi. Sudah tak terhitung berapa kali terjadi aksi pelanggaran hukum terkait kebebasan berpendapat dan bersyarikat dilakukan terhadap kajian-kajian ilmiah maupun historis dilakukan oleh oknum-oknum tertentu hanya karena acara tersebut di duga membahas tentang komunisme. Terbaru muncul video penganiayaan yang dilakukan oleh oknum anggota LSM KPK (Lembaga Swadaya Masyarakat Komunitas Pengawas Korupsi) terhadap seorang pemuda karena yang bersangkutan memakai pin bergambar palu arit yang dianggap identik dengan komunisme. Kenapa hal ini bisa terjadi?

Memahami Komunisme

Komunis

Simbol palu arit yang diidentikkan dengan komunisme

Ketakutan masyarakat Indonesia akan komunisme bisa dimaklumi karena hampir 32 tahun kita sudah dicekoki dengan pengetahuan yang “kabur” terkait komunisme, khususnya berkaitan dengan PKI (Partai Komunis Indonesia). Propaganda orde baru ala Soeharto benar-benar mampu mencuci otak masyarakat tentang betapa jahatnya komunis. Komunis dianggap sebagai manusia yang anti tuhan, sehingga pantas disamakan dengan binatang.

Kebencian semakin diperparah dengan ulah beberapa oknum PKI yang melakukan tindakan yang merugikan orang lain. Saya tidak membahas kasus G30S, karena kebenaran akan peristiwa itu masih misteri, bahkan sampai lebaran monyet pun nggak akan terungkap. Tapi ada beberapa kejadian lain yang membuat rasa antipati mereka terhadap komunisme semakin besar.

Parahnya lagi, kebiasaan masyarakat Indonesia adalah menelan mentah-mentah informasi yang didapat tanpa kroscek terlebih dahulu. Kalau jaman dulu mungkin kita masih mahfum, karena teknologi informasi belum sepesat sekarang. Tapi di era digital saat ini, kita bisa dengan mudah mendapatkan informasi dan melakukan perbandingan.

Baca lebih lanjut

Balada nasib cicak

Dua ekor cicak, ibu cicak dan anak cicak meratap sedih melihat si ayah cicak terbujur kaku tak bernyawa setelah dibunuh oleh manusia.

Dengan tersedu-sedu, anak cicak pun bertanya pada ibunya.

Anak Cicak : Mak, kenapa ayah dibunuh seperti itu mak? – Sambil menangis bercucuran air mata

Cicak pun bingung kenapa manusia membunuh mereka demi iming-iming pahala

Ibu Cicak : Tidak tahu nak, inilah hukuman bagi kaum kita dari sang pencipta. – Sambil menyeka air matanya

Baca lebih lanjut

Kupu-kupu, Metamorfosis kupu-kupu, Metamorfosis ulat, ulat, kepompong

Legenda kupu-kupu

Begitu mendengar kata “ulat,” apa yang ada di benak anda? Menjijikkan, hama, bikin gatal, dan sejuta pikiran buruk tentang hewan yang satu ini. Sekarang, apa yang ada dibenak anda mendengar kata “kupu-kupu?” Keindahan, keanggunan, dan seribu kata indah terlantun dalam bibir kita. Padahal, keduanya adalah satu, ulat adalah cikal bakal kupu-kupu, kupu-kupu yang menelurkan larva ulat. Tapi, ada cerita unik dibalik itu semua, bagaimana ulat kemudian bisa menjadi bintang yang paling indah yang ada di bumi ini.

Zaman dahulu, ulat tidak berubah menjadi kupu-kupu. Ulat tetaplah ulat, binatang jelek, berbulu, tiada keindahan yang dimilikinya. Tak heran, jika dia tak memiliki teman, selalu dijauhi oleh binatang lainnya.

“Pergilah kau ulat, kami tidak mau kamu berada disini,” ujar kumbang.

Ulat pun berjalan gonta meninggalkan mereka yang menertawakannya penuh dengan nada ejekan. Meskipun demikian, ulat tidak pernah merasa rendah diri. Dia juga tidak pernah membenci mereka yang menjauhinya, mencacinya. Ia selalu tersenyum kepada siapapun, selalu siap menawarkan bantuan dengan tulus kepada para penghuni hutan.

Kupu-kupu, Metamorfosis kupu-kupu, Metamorfosis ulat, ulat, kepompong

Legenda kupu-kupu, inilah cerita awal mula ulat bermetamorfosis menjadi kupu-kupu

Meskipun, kala malam hari, saat dia sendirian, ia terkadang sedih juga. Ia tidak tahu kenapa semua orang memusuhinya. Ia tidak menginginkan tubuh seperti ini. Jika dia bisa memilih, ia ingin menjadi seperti burung merak yang indah bulunya.

Suatu hari saat sedang berjalan untuk mencari makan, sang ulat dikagetkan dengan kemunculan sosok dihadapannya.

“S….s….siapa engkau?” tanya ulat ketakutan.

“Tenanglah ulat, aku adalah peri penunggu hutan ini,” ujar sosok misterius ini.

Baca lebih lanjut