Halo agan / sista, bijimane kabarnya? Penulis harap kalian semua baik-baik saja. Sudah 3 bagian saya tulis tentang komunisme, namun tiga bagian awal memang belum menyinggung tentang komunisme secara detail, penulis hanya membahas tentang Karl Marx dan pemikirannya. Namun, itu penting, karena dipungkiri atau tidak, si Marx lah yang menjadi pelopor ideologi komunisme itu sendiri. Nah, di pembahasan kali ini, kita akan membahas lebih jauh tentang sejarah komunisme, baik di dunia dan Indonesia. Are you ready? Silahkan dibaca hingga tuntas….tas….tas…., kalau perlu siapkan cemilan dan minumannya, ditambah rokok juga boleh, hehehe.
Sejarah Komunisme
Manifesto Komunis
Berbicara komunisme, maka kita harus berpijak pada kerangka berpikir Karl Marx. Teori tentang komunis diungkap dengan tegas dan lugas dalam karyanya yang berjudul Manifesto Komunis yang diterbitkan pada 21 Februari 1848. Manifesto komunis berisikan teori mengenai komunis sebagai sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan.
Teori komunis digagas Marx sebagai sebuah bentuk kritik terhadap kapitalisme yang dianggap menindas kepentingan kaum proletar, dalam hal ini buruh (dan kemudian ditambah petani) yang dianggap hanya sebagai objek produksi demi kepentingan kesejahteraan segelintir pemilik modal. Tujuan komunis adalah untuk membentuk masyarakat sosialis tanpa kelas.
Manifesto komunis yang berisi teori komunisme (sebagian menyebutnya sebagai Marxisme) Karl Marx inilah yang kemudian menjadi ideologi dasar semua negara komunis di dunia. Marxisme sendiri merupakan sistem pemikiran yang sangat kaya yang terilhami oleh 3 tradisi intelektual besar, yaitu filsafat Jerman, teori politik Prancis, dan ilmu ekonomi Inggris. Penulis tidak akan membahas Manifesto Komunis lebih detail karena ini bisa memakan waktu yang cukup lama. Pembaca bisa mempelajari manifesto komunis dengan lengkap disini.
Marxisme-Leninisme
Karl Marx dan Manifesto Komunisnya hanya pada kerangka wacana, karena belum ada usaha konkrit untuk mewujudkan sistem yang diinginkan Karl Marx tersebut. Adalah Vladimir Ilyich Lenin (seterusnya lebih dikenal dengan nama Lenin saja) yang kemudian berusaha membawa teori Marx ini kea rah yang lebih maju, yaitu mendirikan negara dengan sistem komunis.
Lenin pulalah yang kemudian membuat penyempurnaan teori Karl Marx akan komunisme yang kemudian disebut sebagai Marxisme-Leninisme (istilah ini sendiri dipopulerkan bukan oleh Lenin sendiri, melainkan oleh Stalin). Lenin berpendapat, usaha kaum proletar akan berujung sia-sia jika tidak dipersatukan dalam satu wadah, yaitu partai. Lenin menganggap hanya partai (berideologi komunis) yang bisa menciptakan perubahan sosial. Lebih lanjut, partai saja juga tidak akan berjalan dengan baik, sehingga diperlukan sebuah politbiro (sebuah organisasi eksklusif dalam sebuah organisasi) yang memiliki peran untuk mengatur kebijakan partai. Anggota politbiro haruslah diisi orang-orang yang golongan intelektual yang bertugas memberikan pemahaman tentang kesadaran kelas yang revolusioner kepada anggota yang lain. Tujuan Marxisme-Leninisme adalah pengembangan negara ke dalam apa yang dianggap sebagai negara sosialis melalui kepemimpinan pelopor revolusioner terdiri dari revolusioner “profesional”, yang merupakan kelompok-kelompok kecil terpenting dari para kelas pekerja yang datang ke kesadaran sosialis sebagai akibat dari dialektika perjuangan kelas.
Di era Lenin pulalah kelas proletar tidak hanya dimonopoli oleh kaum buruh, tetapi juga kaum petani. Menurut Lenin, petani juga mengalami penindasan dari para kaum feodal / tuan tanah yang menerapkan kebijakan semena-mena yang merugikan kaum petani. Sehingga buruh dan petani adalah satu kaum senasib sepenanggungan. Lenin dianggap sebagai tokoh yang paling berperan dalam suksesnya Revolusi Bolshefik ketiga pada Oktober 1917 (pada Revolusi pertama, Lenin masih dalam masa hukuman, diasingkan ke Siberia. Pada revolusi kedua bulan Juni mengalami kegagalan). Keberhasilan revolusi Bolshefik inilah yang kemudian melahirkan negara komunis Rusia (dulu Uni Soviet).
Namun, pemikiran Marxisme-Leninisme juga mengalami pertentangan dari kalangan Marxist (sebutan untuk penganut paham Marxisme) lainnya. Menurutnya Marxisme-Leninisme tidak akan memunculkan sosialisme, namun lebih kepada kapitalisme negara. Pemikiran “kediktatoran proletariat” ala Lenin yang menempatkan satu golongan (politbiro dan kebijakan sentralisme demokrasi) lebih tinggi dari yang lain dianggap berseberangan dengan Marxisme. Dalam Marxisme, kediktatoran proletariat merupakan aturan mayoritas (demokrasi) bukan dari satu pihak (oleh Engels kemudian disebut sebagai bentuk khusus dari republik demokratis).
Stalinisme, Trotskyisme, dan Maoisme
Setelah era Lenin berakhir, terjadi pertentangan diantara beberapa negara-negara komunis, masing-masing menganggap dirinya sebagai penerus sejati Marxisme-Leninisme. Alhasil muncullah beberapa cabang pemikiran baru terkait komunisme, khususnya Marxisme-Leninisme, yaitu Stalinisme, Trotskyisme, dan Maoisme.
Stalinisme
Stalinisme merupakan kebijakan yang diterapkan oleh Stalin selama menjabat sebagai Sekretaris Jendral Komite Pusat Partai Komunis Uni Soviet (1929 – 1953). Kebijakan tersebut dilakukan dengan dalih demi membangun sosialisme dan membangun masyarakat komunis. Di era Stalin ini terjadi industrialisasi besar-besaran. Stalin menilai perlu diadakan industrialisasi untuk mengejar ketertinggalan Rusia dibandingkan negara lain. Industrialisasi besar-besaran juga dianggap bisa mempercepat terbentuknya masyarakat komunis serta untuk menghadapi tantangan dari musuh-musuh Rusia saat itu. Namun, di era Stalin pulalah terjadi kebijakan pembersihan besar-besaran yang ia lakukan, dimana ia membunuh orang-orang yang tidak sepaham dengan dirinya. Banyak yang jadi korban saat itu. Pembersihan besar-besaran ini pula yang diangkat kaum anti-komunis sebagai salah satu propaganda bahwa komunis itu tidak layak menjadi sebuah ideologi negara.
Trotskyisme
Trotskyisme adalah teori penerapan Marxisme yang dianjurkan Leon Trotsky. Trotsky dianggap sebagai salah satu Marxist orthodok. Ia mendukung didirikannya partai pelopor kelas pekerja. Trotsky dikenal sebagai salah satu orang yang menentang konsep Stalinisme. Menurutnya tidak diperlukan adanya sosialisme satu negara. Ia juga menganjurkan jika memang harus ada birokrasi maka birokrasi tersebut harus yang akuntabel, jika tidak maka birokrasi tidak diperlukan (ini terjadi di masa Stalin). Untuk menggambarkan Trotskyisme dengan baik, ada baiknya kita membaca kutipan dari James P. Cannon, seorang Trotskyis Amerika dalam bukunya yang berjudul History of American Trotskysm (1942). Disitu ia mengungkapkan bahwa:
“Trotskyisme bukanlah gerakan baru, sebuah doktrin baru, tapi restorasi, kebangkitan Marxisme asli seperti yang diuraikan dan dipraktikkan di revolusi Rusia dan pada hari-hari awal Komunis Internasional.”
Maoisme
Salah satu cabang pemikiran baru yang terkait komunisme yang patut dibicarakan adalah Maoisme. Istilah ini digunakan untuk menyebut varian baru pemikiran Marxisme-Leninisme yang diperkenalkan oleh pemimpin komunis Tiongkok, Mao Tse Tung. Mao sendiri menyebutkan bahwa dirinya tidak mengubah Marxisme-Leninisme, hanya memberikan sedikit perubahan. Namun, sebagian Marxist berpendapat jika pemikiran Mao ini telah memberikan tambahan berarti terdapat Marxisme, hingga kemudian muncullah istilah Marxisme-Leninisme-Maois (MLM) atau cukup disingkat Maois saja.
Perbedaan Maoisme dibandingkan Marxisme-Leninisme lainnya adalah pada sumber utama revolusi. Jika aliran Marxisme-Leninisme melihat kaum proletar perkotaan sebagai sumber utama revolusi, maka Mao justru melihat kaum proletar (buruh dan tani) di pedesaan yang harus diorganisir. Alih-alih melakukan industrialisasi besar-besaran, Mao lebih suka membangun masyarakat pedesaan. Menurutnya ini lebih masuk akal dalam mendirikan negara sosialisme tahap awal dimana penduduknya mayoritas adalah buruh-tani.
Perbedaan mendasar lainnya dari Maoisme dibanding pemikiran lainnya adalah dia memasukkan unsur militer dalam pemikirannya. Menurutnya ideologi politik harus diimbangi dengan strategi militer. Perkataannya yang paling terkenal adalah “kekuasaan politik berasal dari moncong senapan” (kalimat ini pula yang digunakan sebagai propaganda bahwa komunis jika belum berkuasa akan melakukan kudeta pada pemerintah). Bahwa buruh-tani harus diajak untuk berperan serta dalam revolusi bersenjata demi mewujudkan cita-cita negara sosialis / komunis.
Komunisme Era Modern
Seperti yang pernah penulis singgung sebelumnya, komunisme adalah sebuah ideologi, maka ideologi akan bisa berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Komunisme era modern saat ini pun mengalami perubahan meski tetap mengusung spirit yang sama, yaitu memperjuangkan hak-hak buruh, pelajar dan anti-imperialisme. Di beberapa negara, seperti Kuba dan Vietnam, komunisme hadir dalam bentuk sistem politik dengan pendekatan yang baru. Di beberapa negara lain, komunisme tetap hadir tanpa disadari selama manusia masih memiliki spirit untuk memperjuangkan persamaan hak dan melenyapkan penjajahan kapitalis terhadap rakyat tertindas.
Baca lebih lanjut →