Jokowi - Jusuf Kalla. KPU, Komisi Pemilihan Umum, Pilpres 2014

Faktor-faktor yang bikin Jokowi – JK menang Pilpres 2014

Setelah melalui perjuangan yang melelahkan dan menguras tenaga, akhirnya hari kemenangan itu tiba juga. Pada tanggal 22 Juli kemarin, KPU (Komisi Pemilihan Umum) akhirnya mengumumkan Jokowi – JK menang Pilpres 2014. Alhasil, keberhasilan ini pun disambut dengan penuh suka cita bagi para relawan, simpatisan, sampai partai pendukung pasangan nomer urut 2 ini. Tapi, tahukah anda faktor yang membuat Jokowi – Jusuf Kalla bisa merebut hati para pemilih? Berikut beberapa diantaranya.

Jokowi - Jusuf Kalla. KPU, Komisi Pemilihan Umum, Pilpres 2014

Ini suasana saat KPU umumkan Jokowi – JK menang Pilpres 2014

Faktor pertama kenapa Jokowi – JK menang Pilpres 2014 adalah kepribadian pasangan tersebut. Para pemilih menganggap Duo J memiliki karakter yang harus dimiliki oleh pemimpin bangsa yang besar. Mereka adalah pemimpin yang low profile alias merakyat. Mereka juga dianggap sebagai pemimpin yang lebih mengedepankan kerja nyata dibandingkan janji-janji semata. Mereka tidak segan-segan untuk terjun langsung ke masyarakat untuk merasakan langsung permasalahan yang dirasakan rakyat kecil. Alhasil kepribadian ini membuat rakyat merasa tidak ada jarak diantara mereka, rakyat merasa mereka dilayani, bukan malah melayani.

Baca lebih lanjut

Ahmad Dhani, Mulan Jameela, Pilpres

Setelah Jokowi – Jusuf Kalla diumumkan menang, apakah orang-orang ini akan menepati janjinya?

Kontestasi Pilpres 2014 ternyata tidak hanya jadi ajang milik Prabowo – Hatta dan Jokowi – JK semata. Ajang pemilihan presiden juga menjadi arena pertaruhan bagi beberapa orang atau pihak yang berani bertaruh untuk pasangan pilihannya. Ada yang taruhannya lucu, juga ada yang serius. Nah, karena berdasarkan pengumuman KPU (Komisi Pemilihan Umum), Jokowi – Jusuf Kalla keluar sebagai peminang, mari kita review sejenak beberapa orang yang kalah bertaruh. Pertanyaannya, maukah mereka menepati janjinya?

Ahmad Dhani, Mulan Jameela, Pilpres

Ahmad Dhani pernah berjanji akan (maaf) potong kemaluannya jika Jokowi – Jusuf Kalla menang

Pihak pertama yang berjanji jika Jokowi – Jusuf Kalla menang adalah Debby Rhoma Irama. Anak sang raja dangdut, Rhoma Irama ini pernah bertaruh kalau dirinya akan menanggalkan status kewarganegaraan Indonesianya jika Jokowi – JK menang.

Baca lebih lanjut

Jokowi - JK, Jokowi - Jusuf Kalla, Pilpres 2014, KPU

Joko Widodo – Jusuf Kalla pemimpin baru Indonesia?

Hingar bingar Pilpres 2014 dengan segala warna-warninya akan segera berakhir. Malam ini KPU (Komisi Pemilihan Umum) telah mengumumkan rekapitulasi suara tingkat nasional. Hasilnya, pasangan nomer urut 2, Joko Widodo – Jusuf Kalla dinyatakan unggul atas kompetitornya, Prabowo Subianto – Hatta Radjasa. Meski menang, masih ada kemungkinan pasangan Jokowi – JK kalah dalam kontestasi mencari pemimpin baru Indonesia.

Proses rekaputalasi suara tingkat nasional yang digelar KPU sejak kemarin malam (Senin, 21/07/2014) memang penuh dengan drama. Dimulai sejak pukul 17.00 WIB, rekapitulasi meski diskors menjelang pukul 02.00 WIB. Sebelum proses diskors, Komisi Pemilihan Umum telah rampung menghitung perolehan suara di 28 provinsi. Pasangan Jokowi – Jusuf Kalla unggul hampir 5 juta suara dengan memperoleh 50.326.198 suara, sedangkan pasangan Prabowo – Hatta memperoleh 45.550.254 suara.

Jokowi - JK, Jokowi - Jusuf Kalla, Pilpres 2014, KPU

KPU telah mengumumkan Joko Widodo – Jusuf Kalla sebagai pemenang Pilpres 2014

KPU lalu melanjutkan kembali proses penghitungan suara pada hari Selasa (22/07/2014) pukul 10.00 WIB. Namun, waktu yang dijadwalkan terpaksa harus diundur gara-gara saksi dari pasangan capres – cawapres nomer urut 1 belum juga datang. Alhasil, rapat pleno rekapitulasi suara baru bisa dilanjutkan pada pukul 11.00 WIB dengan agenda menghitung sisa 5 provinsi yang belum direkap.

Baca lebih lanjut

Kampanye Prabowo - Hatta, lagu Ahmad Dhani

Revolusi Mental : Pendukung Jokowi – JK tak perlu heboh tanggapi plagiat lagu Ahmad Dhani

Ahmad Dhani kembali menjadi headline di beberapa berita online di Indonesia. Kali ini bukan tentang perseteruannya dengan Farhat Abbas, pernikahannya dengan Mulan Jameela, kasus AQJ. Tapi bos RCM (Republik Cinta Managemen) tersebut tersandung kasus penggunaan lagu Queen berjudul “We Will Rock You” tanpa ijin. Plagiat lagu Ahmad Dhani dalam kampanye mendukung salah satu capres – cawapres, Prabowo – Hatta, dianggap sebagai tindakan yang tidak terpuji oleh berbagai kalangan. Publik yang paling keras mengkritik tentu saja pendukung dan simpatisan Jokowi – JK. Pertanyaannya, apakah perlu seheboh itu?

Kampanye Prabowo - Hatta, lagu Ahmad Dhani

Kita tidak perlu membuang waktu, tenaga dan pikiran hanya untuk mengurus plagiat lagu Ahmad Dhani

Kehebohan reaksi atas plagiat lagu Ahmad Dhani saya rasa terlalu berlebihan. Saya, sebagai salah satu simpatisan Jokowi – JK justru memiliki pandangan untuk membiarkan saja hal ini. Kenapa demikian? Apa kita pendukung Jokowi – Jusuf Kalla lupa ketika Jokowi – Ahok hendak menjadi gubernur DKI ada sebuah kampanye dukungan berupa lagu yang juga menggunakan lagu milik orang lain, One Direction berjudul “What Makes You Beautiful.” Apakah pemakaian lagu tersebut sudah mendapatkan ijin dari musisi yang bersangkutan? Jangan sampai kritikan pedas kita menjadi bumerang buat kita sendiri, ibarat pepatah, “Mendulang Air Terpecik ke Muka Sendiri.”

Baca lebih lanjut

Prabow vs Jokowi, Prabowo - Hatta vs Jokowi - JK

Bedah hasil debat capres – cawapres Prabowo – Hatta vs Jokowi – JK putaran pertama

Kemarin lusa, publik telah disuguhi tontonan menarik tentang pertarungan kedua calon kandidat presiden dan wakilnya dalam sebuah ajang debat. Debat capres – cawapres putaran pertama antara Prabowo – Hatta vs Jokowi – JK berlangsung seru. Kedua calon berusaha menampilkan yang sebaik-baiknya agar bisa meyakinkan rakyat Indonesia. Tapi, sesungguhnya siapa yang menang? Kami akan coba bedah hasil ajang debat kemarin malam.

Debat capres – cawapres Prabowo – Hatta Radjasa vs Jokowi – Jusuf Kalla putaran pertama mengambil tema “Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan Bersih dan Kepastian Hukum.” Dipandu oleh Zainal Arifin Mochtar, Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM), acara berlangsung dalam 6 segmen. Selama perdebatan, peserta dituntut untuk bisa meyakinkan publik tentang apa yang bakal mereka lakukan jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden yang menyangkut tema debat malam itu. Dari pemaparan yang disampaikan keduanya, kita bisa menelaah hasilnya, baik kelebihan dan kelemahannya. Nah, kita mulai dari kubu Prahara terlebih dahulu.

Prabow vs Jokowi, Prabowo - Hatta vs Jokowi - JK

Kubu Prabowo – Hatta dan Jokowi – JK saat tampil dalam debat capres – cawapres putaran pertama

Kubu Prabowo – Hatta

Optimisme tampak diperlihatkan kubu poros Gerindra yang mengusung capres – cawapres Prabowo – Hatta Radjasa. Hal ini tidak berlebihan, mengingat kemampuan keduanya dalam berorasi terbilang cukup mumpuni. Meskipun demikian, bukan berarti kemampuan tersebut bisa menjadi faktor utama seseorang memenangkan debat. Dari perdebatan kemarin lusa terlihat kubu ini kurang menjawab secara konkrit hal-hal yang berkaitan dengan tema. Jawaban yang diberikan terlalu normatif dan pilihan katanya agak sulit untuk dipahami masyarakat Indonesia kalangan menengah kebawah.

Selain itu, dalam debat capres – cawapres kemarin, terlihat bapak Prabowo terpancing dengan pertanyaan “menjebak” yang ditanyakan oleh bapak Jusuf Kalla terkait penganan HAM (Hak Asasi Manusia) masa lalu. Bapak Prabowo Subianto merasa jika pertanyaan tersebut menyudutkan dirinya terkait kasus pelanggaran HAM ’98 yang menimpa dirinya. Terlihat beliau mulai sedikit emosi dengan tingginya nada bicara dan sikap yang berapi-api. Padahal, jika ditelaah, pertanyaan bapak Jusuf Kalla masih berkaitan dengan tema, dalam hal ini adalah kepastian hukum. Dan pertanyaan itu bukan hanya ditujukan untuk kasus ’98 saja, tapi kasus-kasus lain, seperti tragedi pasca ’65, dll.

Baca lebih lanjut

Parpol, Partai politik, Partai Politik peserta Pemilu 2014

Ketika kepentingan partai menyandera hak kadernya

Ajang Pilpres 2014 ternyata tidak hanya menjadi arena kontestasi kedua calon pasangan, Prabowo – Hatta vs Jokowi – JK. Namun, “pesta demokrasi” 5 tahunan ini juga menjadi ajang pertarungan bagi masing-masing kubu yang mencalonkan mereka. Bukan sekedar bertarung, namun ajang pemilihan ini sudah diibaratkan “perang” antara 2 kubu. Akan tetapi, saya tidak mempermasalahkan jika pertarungan atau “perang” tersebut dilakukan dengan cara yang fair. Sayangnya, strategi yang digunakan untuk menang kadang tidak sesuai hati nurani kita. Satu hal yang jadi perhatian penulis adalah tersanderanya kader partai yang tidak sependapat dengan keputusan partai. Kepentingan partai ternyata jauh lebih penting daripada hak kader untuk memilih capresnya tanpa intervensi.

Parpol, Partai politik, Partai Politik peserta Pemilu 2014

Kepentingan partai tidak seharusnya membelenggu hak kader untuk memilih capres yang mereka inginkan

Memilih dan dipilih adalah hak setiap warga negara yang dilindungi undang-undang. Jadi semua orang bebas memilih antara Prabowo – Hatta Radjasa atau Jokowi – Jusuf kalla, tidak peduli partai tempat ia bernaung. Tentu setiap orang punya pendapat sendiri tentang capres yang mereka dukung sehingga berani membelot dari partainya. Apakah kepentingan partai jauh lebih tinggi kedudukannya dibanding undang-undang?

Baca lebih lanjut

Prabow vs Jokowi, Prabowo - Hatta vs Jokowi - JK

Harapan itu masih ada untuk Indonesia

Harapan, satu kata namun memiliki daya magis yang sangat kuat dalam kehidupan umat manusia. Nggak percaya? Tanyakan pada setiap orang yang ada disekeliling anda, apakah ada diantara mereka yang tidak memiliki harapan? Gue yakin, 99% dari mereka memilikinya, kecuali mereka sudah berkalang tanah atau sudah menjadi abu akibat kremasi.

Harapan adalah sebuah keinginan terdalam yang ada hati setiap insan yang membuat mereka bisa bertahan hidup. Ketika harapan sudah hilang, maka saat itu pula mereka telah mati. Meskipun mereka masih bernafas, meski otak mereka bekerja, namun mereka itu ibarat zombie, mayat hidup yang berjalan tanpa arah.

Prabow vs Jokowi, Prabowo - Hatta vs Jokowi - JK

Siapapun pemenangnya, Prabowo – Hatta atau Jokowi – JK, merekalah harapan bangsa Indonesia menuju ke arah yang lebih baik

Harapan membuat kita memiliki tujuan. Harapan memotivasi kita untuk melakukan segala cara agar tujuan kita tercapai. Harapan ibarat bahan bakar yang membuat sebuah mesin alat transportasi bekerja dari titik A ke titik B. Tak terkecuali bagi kita bangsa Indonesia. Harapan itu pula yang membuat kita tetap ada, harapan itu pula yang membuat kita tetap bersatu.

Baca lebih lanjut